sistem waralaba

TIPS BISNIS FRANCHISE : Membuat Konsep Bisnis yang ingin di-franchise-kan (2)

Ketika membuat bisnis franchise, konsep bisnis penting dirancang sejak awal. Konsep ini berisi ide atau gagasan yang akan diwujudkan menjadi sebuah model bisnis. Model bisnis yang dapat distandarkan tentu akan sangat memudahkan dalam menduplikasi usaha dengan sistem franchise. Konsep bisnis yang memiliki keunikan umumnya akan disenangi oleh para pembeli franchise (franchisee). Pembeli franchise cenderung menyukai konsep dan model bisnis yang dapat menarik banyak customer, atau yang efisien secara biaya operasional. Berikut 7 langkah untuk membuat konsep bisnis. Langkah-langkah tersebut diantaranya : Langkah Pertama, memunculkan ide atau gagasan bisnis. Dalam membuat konsep bisnis sudah barang tentu kita membutuhkan ide awal, ide awal ini bisa digali dari problem solving atau improvement dari kondisi di sekitar Anda. Solusi permasalahan di sekitar kita tentu akan menjadi sebuah peluang usaha yang dibutuhkan banyak orang. Atau improvement atas barang dan jasa yang telah ada saat ini sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat tentu menjadi potensi bisnis yang menguntungkan. Langkah Kedua,  menggali filosofi bisnis. Filosofi bisnis akan menjadi dasar atau ”agama” dari bisnis yang sedang Anda jalankan sepanjang masa. Filosofi bisnis juga yang akan mengarahkan visi, misi, value, target serta rencana bisnis Anda ke depan. Karena dengan memiliki filosofi yang jelas maka visi, misi, value, target dan rencana bisnis Anda akan memiliki ”benang merah” yang menyelaraskan semuanya. Langkah Ketiga, menentukan target market yang dibidik. Menetapkan target market secara spesifik mulai dari usia, jenis kelamin, pendidikan, SES, pekerjaan, pendapatannya, dll akan mempermudah Anda untuk menarik target market Anda. Karena Anda akan dapat menentukan media dan cara berkomunikasi dengan target market Anda. Langkah Keempat, merumuskan bentuk usaha. Bentuk usaha yang dimaksud di sini adalah desain eksterior, desain interior, apakah nanti akan berbentuk outlet di mall, ruko, rumah, dekat perkantoran dsb. Langkah Kelima, merumuskan kegiatan usaha. Kegiatan usaha di sini maksudnya, apakah akan menjual produk atau menjual jasa. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menjual produk tersebut. Atau saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menjual jasa tersebut. Langkah Keenam, merumuskan organisasi usaha. Tujuan merumuskan organisasi usaha ini adalah untuk mengetahui berapa banyak personil yang dibutuhkan, berapa jam kerjanya, berapa upahnya, dibagi menjadi berapa divisi personil tsb. Langkah Ketujuh, merumuskan cara pemasaran dan penjualan. Tujuan merumuskan cara pemasaran dan penjualan adalah untuk memikirkan strategi pemasaran dan penjualan produk atau jasa Anda dari mulai belum dikenal, kurang laku, mulai memiliki pembeli, mulai memiliki pelanggan tetap hingga mempertahankan pelanggan yang ada. Jika anda telah yakin dengan konsep bisnis yang Anda miliki, Anda dapat segera action untuk merealisasikan konsep Anda ini. Semoga sukses. Follow our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam Sukses, Wahdi Fakhrozy THE FRANCHISE CONSULTANT franchiseacademy.id@gmail.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

TIPS BISNIS FRANCHISE : Membuat Konsep Bisnis yang ingin di-franchise-kan (2) Read More »

TIPS BISNIS FRANCHISE: Persiapan Mewaralabakan Usaha

Untuk mengembangkan bisnis menjadi bisnis franchise, tentunya harus melakukan beberapa persiapan. Seberapa besar persiapan yang harus dilakukan oleh seorang pemilik usaha tentunya tidak sama dengan pemilik usaha lainnya. Itu semua bergantung kondisi awal usaha tersebut. Berikut sedikit tips yang berguna untuk mewaralabakan usaha: Mengapa anda harus melakukan persiapan atas hal-hal di atas? Mempersiapkan organisasi Ketika ingin mengembangkan bisnis menjadi franchise, maka salah satu hal yang harus dipersiapkan adalah organisasi franchise. Semula ketika masih sebagai business owner mungkin hal yang paling utama yang diperhatikan adalah mengenai operasional. Bahkan tidak jarang semua hal dilakukan sendiri oleh pemilik usaha atau kadang disebut one man show. Sedangkan ketika sudah menjadi franchisor maka hal yang harus menjadi perhatian menjadi bertambah yaitu mengelola hubungan dengan franchisee. Franchisor harus mengurusi promosi franchise, rekrutmen franchisee, survey calon lokasi franchisee, set up outlet franchisee, opening outlet franchisee termasuk troubleshooting apabila franchisee mengalami masalah. Itu semua di luar kegiatan rutin franchisor melakukan operasional outlet sehari-hari. Jadi bayangkan jika itu semua harus dilakukan sendiri tanpa dibantu organisasi franchise.  Untuk itulah dibutuhkan organisasi yang lebih solid untuk menangani urusan yang semakin kompleks. Persiapan investasi Selain mempersiapkan organisasi, persiapan lain yang harus dilakukan adalah persiapan investasi. Munculnya investasi baru sebagai konsekuensi atas pengembangan bisnis memang sudah lumrah terjadi termasuk ketika hendak mewaralabakan usaha. Pertanyaannya sekarang investasi ini dibutuhkan untuk apa saja ya? Investasi dibutuhkan untuk merekrut tambahan personil organisasi seperti yang telah dijelaskan di atas, atau mungkin juga membutuhkan jasa konsultan yang membantu anda mewaralabakan usaha atau mungkin juga membutuhkan konsultan hukum yang membantu untuk menyusun kontrak franchise. Tetapi tenang saja franchisor tidak perlu merasa ketakutan karena investasi yang membengkak gara-gara ingin mewaralabakan usaha, Anda dapat mengkalkulasikannya terlebih dahulu, yang terpenting Anda harus yakin bahwa investasi yang Anda lakukan akan dapat kembali ketika anda mendapatkan franchisee nantinya. Persiapan mental/paradigm shift Selain persiapan organisasi dan investasi, persiapan yang tidak kalah penting adalah persiapan mental/paradigm shift. Perubahan paradigma seperti apa yang harus dilakukan? Ketika menjadi business owner umumnya paradigma yang dimiliki adalah bagaimana membuat produk atau jasa, lalu memasarkannya hingga terjual dan mendapatkan dihasilkan dari bisnis tersebut. Sedangkan ketika menjadi franchisor tidak lagi hanya dituntut untuk berpikir bagaimana untuk memasarkan produk dan jasa yang dimiliki tetapi juga dituntut untuk dapat menjual bisnis (Business Format) yang diwaralabakan kepada calon-calon franchisee. Jadi ada perbedaan terhadap item yang dijual inilah yang menuntut perubahan paradigma dalam menjalankan usaha. Tadinya hanya jual produk atau jasa, maka ketika di-franchise-kan maka yang Anda jual adalah sebuah bisnis (Business Format). Persiapan dan perencanaan yang matang akan membuat Anda siap menghadapi kondisi yang tidak menguntungkan di masa yang akan datang. Maka melakukan persiapkan dari awal sebelum mewaralabakan usaha merupakan pilihan yang bijak. Follow Our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam Franchise, Wahdi Fakhrozy THE FRANCHISE CONSULTANT wahdifakhrozy@yahoo.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

TIPS BISNIS FRANCHISE: Persiapan Mewaralabakan Usaha Read More »

Bisnis Apa yang Cocok Menggunakan Sistem Waralaba?

Waralaba merupakan salah satu cara untuk mengembangkan bisnis. Namun dalam mengembangkan bisnis dengan pola kerja sama waralaba, tidak semua bisnis bisa diwaralabakan. Ada kriteria yang harus dipenuhi sebuah bisnis agar dapat diwaralabakan. Bisnis yang cocok dikembangkan dengan sistem waralaba adalah bisnis yang: Tidak terlalu rumit untuk diajarkan dan dioperasikan Bahan bakunya mudah didapat diberbagai lokasi Marginnya cukup besar untuk berbagi royalty Prospek bisnisnya cukup besar untuk jangka panjang Tren bisnisnya tahan lama Dari kriteria-kriteria yang dijelaskan di atas, ada beberapa alasan mengapa tidak semua bisnis cocok dikembangkan dengan sistem waralaba. Beberapa hasil analisis yang dapat dikemukakan misalnya: Jika bisnis yang ingin dikembangkan dengan sistem waralaba terlalu rumit untuk diajarkan dan dioperasikan, maka akan menyulitkan bagi franchisee untuk mengikuti jalan sukses yang sudah ditempuh oleh franchisor sebelumnya. Karena franchising prinsip dasarnya adalah menduplikasi usaha yang sudah sukses untuk dimiliki dan dioperasikan oleh orang lain. Sehingga semakin simple bisnis Anda semakin mudah untuk sukses. Jika bisnis yang ingin dikembangkan dengan sistem waralaba bahan bakunya tidak bisa didapat diberbagai lokasi. Maka akan menimbulkan permasalahan, terutama bagi franchisee yang berlokasi jauh dari domisili franchisor. Akibatnya kualitas produk yang dijual pada pelanggan sulit dijaga kualitasnya. Ketika Anda menjadi bisnis owner atas suatu bisnis, Anda tidak memiliki kewajiban apapun untuk membayar royalty. Namun sebaliknya ketika Anda memiliki franchisee, maka franchisee Anda akan dikenakan kewajiban untuk membayar royalty atas penggunaan Hak Kekayaan Intelektual milik Anda. Sehingga bisnis yang Anda kembangkan dengan sistem waralaba harus memiliki margin yang cukup besar agar franchisee Anda masih dapat merasakan keuntungan meskipun telah dikenakan kewajiban membayar royalty. Masa kontrak kerjasama franchise rata-rata 5 tahun, sehingga bisnis yang akan dikembangkan dengan sistem waralaba sebaiknya bisnis yang punya prospek cukup besar untuk jangka panjang dan tren bisnisnya tahan lama. Harapannya bisnis Anda dalam masa kontrak kerjasama tersebut dapat bertahan atau malah semakin berkembang bukannya malah menurun. Semoga beberapa alasan dan analisis di atas dapat menjadikan bahan pertimbangan Anda sebelum mengembangkan bisnis dengan sistem waralaba.  Follow Our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam sukses, Wahdi Fakhrozy THE FRANCHISE CONSULTANT wahdifakhrozy@yahoo.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

Bisnis Apa yang Cocok Menggunakan Sistem Waralaba? Read More »

Usaha Franchise – Inovasi = Kunci Usaha Franchise Tetap Unggul

Pada artikel lalu yang berjudul “Cara Agar Usaha Franchise Tidak Mudah Ditiru” telah dijelaskan bahwa salah satu cara agar usaha franchise tidak mudah ditiru oleh kompetitor atau bahkan dikhianati oleh franchisee sendiri adalah dengan berinovasi. Inovasi yang dimaksud disini adalah proses yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memikirkan, merancang hingga membuat sesuatu yang baru baik itu dari sisi produk, pelayanan hingga sistem agar dapat menambah nilai atau manfaat dari produk atau jasa yang ditawarkan oleh model bisnis franchise Ada beberapa alasan sebuah perusahaan perlu memikirkan untuk berubah, yaitu: Berubah bukan karena yang lama ‘buruk’ atau’salah’ tetapi yang lama sudah tidak relevan, tidak kontekstual Berubah supaya tidak menjadi korban perubahan Berubah untuk ‘memegang kendali ‘ dalam proses perubahan Kalau perubahan di luar lebih cepat dari perubahan dalam perusahaan, perusahaan berada dalam bahaya. Berubah karena ada aspirasi baru Dari alasan-alasan yang disebutkan di atas terlihat bahwa berubah merupakan hal wajib yang dilakukan perusahaan agar dapat terus eksis dan memenangkan persaingan dengan kompetitor. Dalam franchising, pengembangan terhadap model bisnis merupakan kunci bagi franchisor agar dapat selalu unggul. Karena ketika sebuah usaha pertama kali menjual paket franchise-nya, maka saat itu jugalah perusahaan tersebut menciptakan kompetitor bagi dirinya. Kompetitor ini bisa berasal dari franchisee-nya sendiri yang kurang puas terhadap hubungan dengan franchisor lalu membuka usaha sejenis dengan brand  yang berbeda, atau dari kompetitor yang memang telah ada sebelumnya yang ikut menjual paket franchise juga. Jadi tidak ada pilihan lain, selain berinovasi dan selalu mengembangkan model bisnis agar selalu 10 langkah di depan kompetitor. Apabila ingin berdiskusi lebih banyak mengenai bisnis franchise dan tahapan memfranchisekan bisnis silahkan email ke wahdifakhrozy@franchiseorganizer.com Salam Franchise, Wahdi Fakhrozy wahdifakhrozy@franchiseorganizer.com International Franchise Business Management   Menara Kadin Indonesia Jl.HR Rasuna Said Kuningan Blok X – 5 Kav 2-3 Jakarta

Usaha Franchise – Inovasi = Kunci Usaha Franchise Tetap Unggul Read More »