konsultan waralaba

2022, New Hope!

2022, New Hope ! Selamat Tahun baru 2022! Seperti tahun baru sebelum-sebelumnya, selalu ada harapan baru ketika tahun berganti. Ada harapan yang membawa perubahan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Terlebih, di tahun 2022 ini berarti sudah hampir 2 tahun kita di Indonesia dibayangi virus Covid-19. Situasi begitu cepat berubah akibat pandemi. Seluruh lini kehidupan kita terganggu, aktifitas masyarakat dibatasi untuk menghindari penyebaran virus. Dalam sektor bisnis tentu juga merasakan dampak Pandemi covid-19, banyak bisnis yang terpaksa menghentikan aktifitas bisnisnya, bahkan hingga menutup seluruh kegiatan usahanya. Oleh karena itu, di tahun 2022 ini kita semua berharap situasinya semakin membaik, kehidupan masyarakat kembali pulih, serta kesehatan masyarakat juga dapat terjaga dengan baik. Khusus di sektor bisnis, situasi saat ini dapat dikatakan krisis untuk sebagian besar bidang usaha. Namun, ada sektor-sektor bisnis yang justru mendapatkan “berkah” karena situasi pandemi. Bisnis yang bergerak di sektor kesehatan tentu menjadi bisnis yang paling banyak dicari masyarakat, klinik, rumah sakit, laboratorium bahkan tempat testing swab virus covid-19 juga menduplikasi bisnisnya dengan berbagai bentuk model bisnis dengan cepat dan jumlah banyak. Selain bisnis di bidang kesehatan, ada bidang lain yang juga bisa tetap beroperasi bahkan berkembang. Bisnis yang bergerak di sektor esensial yang terkait dengan kebutuhan dasar masyarakat tentu masih tetap bisa beroperasi bahkan berkembang. Bahkan yang lebih unik lagi, bisnis yang terkait hobi justru ikut mendapatkan keuntungan selama pandemi, misalnya toko sepeda, toko tanaman hias, pet shop, dsb. Khusus di industri waralaba yang didominasi bidang retail, tentu merasakan dampak besar akibat pandemi. Namun sekali lagi tidak seluruh bidang di industri waralaba yang terdampak, misalnya waralaba air minum isi ulang, waralaba klinik kesehatan, waralaba pet shop, merupakan contoh-contoh bisnis waralaba yang justru bisa menambah outlet franchise di masa pandemi. Seiring membaiknya situasi saat ini, harapannya banyak bidang waralaba lain yang juga bisa ikut menambah outletnya. Dari kejadian pandemi saat ini yang menyebabkan krisis, kita dapat mengambil hikmahnya bahwa ketika terjadi krisis, ada bidang yang sangat terdampak tetapi di sisi yang lain justru ada bidang yang malah mendapatkan keuntungan berlipat. Maka sebagai pebisnis, kreatifitas dan kemampuan untuk selalu beradaptasi penting untuk selalu dilakukan untuk dapat melalui situasi sulit. Semoga kehidupan menjadi lebih baik di 2022! Follow our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam Sukses, Wahdi Fakhrozy THE FRANCHISE CONSULTANT franchiseacademy.id@gmail.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

2022, New Hope! Read More »

Perbandingan Membeli Franchise vs Membuka Usaha Sendiri

Ketika akan memulai sebuah usaha, kadang sering kali muncul pilihan apakah lebih baik membuka usaha sendiri dari awal atau langsung membeli sebuah usaha franchise. Membuka usaha sendiri yang dimaksud di sini adalah seseorang yang membuka usaha dengan merancang konsep, membuat merek, mempersiapkan personil hingga menjalankan operasional usahanya dengan sumber daya yang dimilikinya sendiri. Kedua pilihan tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pada artikel ini akan dibahas perbandingan apabila membeli franchise dengan membuka usaha sendiri.   Membeli Franchise Membuka Usaha Sendiri Merek dagang Anda dapat langsung menggunakan merek dagang yang sudah dikenal milik franchisor Membutuhkan waktu untuk mengenalkan merek anda sendiri Produk yang dijual Konsumen telah mengenal produk yang Anda jual Butuh waktu untuk membangun reputasi produk dan bisnis anda Lokasi Mendapat bantuan dari franchisor dalam memilih lokasi yang bagus Bebas memilih lokasi, terserah anda baik atau buruknya lokasi tersebut Training Mendapat training cara menjalankan bisnis franchise anda dari franchisor Anda tidak mendapatkan training, apapun tergantung anda sebagai pemiliknya Bisnis teruji Mendapat metode bisnis yang telah terbukti dapat berjalan di outlet lain milik franchisor Metode bisnis tergantung ide anda, dan belum teruji Promosi bersama Melakukan promosi bersama dengan outlet-outlet lainnya walaupun bukan punya anda Tidak ada promosi bersama, anda promosikan sendiri bisnis anda Sumber Franchisor yang menentukan supplier anda Anda bebas mencari dan menemukan supplier anda Kepemilikan Anda terikat perjanjian dengan franchisor, anda tidak bisa menjual outlet franchise anda Anda bebas menjual, menutup atau apapun dengan bisnis anda, terserah anda Setelah melihat kelebihan dari masing-masing pilihan, maka keputusan untuk membeli franchise atau membuka usaha sendiri terpulang pada Anda. Saran terbaik yang dapat Anda pegang adalah anda dapat mengikuti kata hati dan filosofi hidup anda sebagai dasar pertimbangan karena dengan demikian anda dapat memiliki semangat dan komitmen lebih dalam menjalani bisnis. Kedua pilihan ini sama-sama bisa mendapatkan kesuksesan, karena kunci sukses itu salah satunya adalah ketekunan dalam menjalankan bisnis itu sendiri, terlepas dari cara mana yang dipilih untuk memulai bisnis tersebut. Follow Our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam Sukses, THE FRANCHISE CONSULTANT franchiseacademy.id@gmail.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

Perbandingan Membeli Franchise vs Membuka Usaha Sendiri Read More »

PERJANJIAN FRANCHISE : Kontrak yang Mengikat Franchisor & Franchisee

Perjanjian franchise atau kadang sering disebut juga sebagai kontrak franchise. Namun kalau mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba, maka perjanjian franchise dikenal dengan sebutan perjanjian waralaba. Dalam PP No.42 Tahun 2007 memang tidak menyebutkan dengan tegas definisi perjanjian waralaba, namun kita dapat menyimpulkan bahwa perjanjian waralaba adalah perjanjian yang dibuat antara franchisor dan franchisee untuk mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak masing-masing terkait operasional bisnis franchise yang sedang mereka jalani. Perjanjian waralaba ini harus dibuat secara tertulis dan apabila berurusan dengan waralaba asing, maka perjanjian waralabanya harus diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Perjanjian waralaba penting bagi franchisor dan franchisee mengingat bisnis franchise bukan seperti jual beli biasa melainkan kerjasama jangka panjang. Sehingga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di masa yang akan datang maka dibutuhkan perjanjian yang mengikat kedua belah pihak yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak. Perjanjian waralaba paling sedikit memuat klausul di bawah ini: Nama dan alamat para pihak Jenis Hak Kekayaan Intelektual Kegiatan usaha Hak dan kewajiban para pihak Bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatihan dan pemasaran yang diberikan Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba Wilayah usaha Jangka waktu perjanjian Tata cara pembayaran imbalan Kepemilikan, perubahan kepemilikan dan hak ahli waris Penyelesaian sengketa Tata cara perpanjangan, pengakhiran dan pemutusan perjanjian Dengan memiliki payung hukum yang jelas berupa perjanjian waralaba maka franchisor dan franchisee menjadi lebih tenang dalam menjalankan usaha waralabanya. Kepastian hukum inilah yang menguatkan kerjasama kedua belah pihak. “Perjanjian Franchise membuat franchisee anda lebih nyaman dalam bekerja sama dengan anda” Follow Our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam Sukses, Wahdi Fakhrozy THE FRANCHISE CONSULTANT wahdifakhrozy@yahoo.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

PERJANJIAN FRANCHISE : Kontrak yang Mengikat Franchisor & Franchisee Read More »

Cara Memfranchisekan Bisnis : Membuat STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

Standarisasi merupakan bagian penting dalam sebuah sistem franchise. Sebuah usaha yang telah distandarisasi tentu akan lebih mudah untuk diduplikasi dengan pola kerjasama franchise. Namun banyak pemilik usaha yang kesulitan dalam membuat standarisasi kegiatan usahanya. Dalam franchising, hal yang penting untuk dibuat standarisasi ada 2 hal, yaitu standarisasi bentuk dan standarisasi proses. Standarisasi bentuk merupakan standarisasi terhadap aspek fisik outlet yang akan diduplikasi, misalnya, ukuran outlet, desain, peralatan, perlengkapan hingga kriteria lokasi yang cocok untuk membuka outlet tersebut. Sedangkan standarisasi proses merupakan standarisasi terhadap kegiatan yang harus dilakukan di outlet tersebut meliputi kegiatan marketing, operasional hingga administrasi. Seluruh standarisasi proses ini apabila dibuat secara tertulis tentu akan sangat baik bagi franchisor, karena akan berguna sebagai rujukan bagi seluruh karyawan dan juga franchisee-nya nanti. Standarisasi yang dibuat tertulis ini umum dikenal dengan istilah SOP (standard operating procedure). SOP yang dibuat tertulis akan menjadi manual usaha bagi franchisee (penerima waralaba) yang akan menjalankan bisnisnya. Berdasarkan pengalaman Franchise Academy Indonesia selama ini dalam membantu pelaku usaha di Indonesia dalam memfranchisekan bisnisnya, kami telah merumuskan sebagian proses standarisasi usaha dalam bentuk Ebook. Ebook ini akan memberikan informasi kepada calon franchisor ataupun yang telah menjadi franchisor yang ingin menyusun Panduan Operasional Usahanya secara efektif. Dalam ebook ini dilengkapi dengan langkah praktis dan contoh-contoh untuk menyusun panduan usaha untuk franchisee. Untuk mendapatkan ebook yang bermanfaat ini silahkan kunjungi http://franchiseacademyindonesia.com/penawaran-khusus/e-book-merchandise/ Salam Franchise, Wahdi Fakhrozy THE FRANCHISE CONSULTANT wahdifakhrozy@yahoo.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

Cara Memfranchisekan Bisnis : Membuat STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) Read More »

3 Hal yang perlu di evaluasi dari calon franchisee

Mendapatkan franchisee merupakan momentum yang menyenangkan bagi franchisor. Selain karena mendapatkan tambahan pemasukan dari Franchise Fee yang dibayarkan oleh Franchisee, kesempatan untuk menambah jumlah outlet tanpa mengeluarkan investasi adalah alasan yang utama. Namun franchisor perlu lebih teliti dalam memilih calon franchisee yang akan disetujui sebagai mitra kerjasama franchise. Perlu ada tahapan seleksi serta kriteria calon franchisee yang cocok untuk diajak bermitra, tujuannya agar Anda dapat mitra yang memiliki komitmen berbisnis yang sama dengan Anda. Kesamaan komitmen dengan Anda sebagai franchisor, merupakan pertimbangan penting dalam menyeleksi calon franchisee. Jangan sampai Anda mendapatkan franchisee yang tidak serius dalam berbisnis. Hal ini bisa lebih celaka lagi kalau franchisee tersebut dikemudian hari tidak bisa menjaga reputasi merek yang Anda berikan kepadanya. Untuk itu, setidaknya ada 3 hal yang perlu Anda gali dari calon franchisee Anda agar dapat lebih yakin apakah calon franchisee tersebut benar-benar mitra yang cocok atau tidak. Ketiga hal yang penting yang perlu anda gali adalah:                 Kemampuan Teknis Salah satu poin yang perlu digali dari calon franchisee adalah kemampuan dan pengetahuannya dalam hal teknis bisnis yang Anda jalankan. Hal ini penting mengingat apabila nanti Anda menerima calon franchisee ini, maka secara tidak langsung dia akan menjalankan bisnis seperti Anda saat ini pada lokasi yang dia usulkan. Setiap bisnis tentu memiliki karakteristik teknis yang berbeda-beda, misalnya untuk bisnis kuliner, pengetahuan dan kemampuan mengenai bahan baku, peralatan memasak, cara mengolah bahan makanan dan minuman, pelayanan terhadap pelanggan merupakan sebagian hal yang berkaitan dengan teknis pengelolaan bisnis kuliner. Apabila bisnis Anda pendidikan tentu akan berbeda lagi, begitu juga dengan bengkel atau salon kecantikan. Oleh karena itu, ada baiknya franchisor menggali secara mendalam apakah calon franchisee Anda ini memiliki kemampuan teknis sesuai dengan bidang usaha Anda. Ada kemungkinan calon franchisee Anda orang yang sudah memiliki kemampuan teknis, karena berlatar belakang mantan karyawan di perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama dengan Anda, atau ada kemungkinan calon franchisee Anda orang yang memang belum punya kemampuan teknis yang banyak di bidang Anda karena latar belakang pekerjaan dia sebelumnya tidak berhubungan dengan bidang usaha Anda saat ini. Pilihan kembali kepada Anda, apakah Anda lebih menyukai orang yang sudah punya pengetahuan dan kemampuan teknis yang sama di bidang usaha Anda agar tidak perlu mengajarkan terlalu banyak ketika mulai berusaha. Atau Anda memilih calon franchisee yang tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan sama sekali di bidang usaha Anda dengan pertimbangan lebih mudah mengajarkan hal baru kepada orang tersebut agar tidak terlalu banyak perdebatan karena pengalaman yang dia bawa dari pekerjaannya sebelumnya.   Kemampuan Finansial Selain kemampuan teknis, hal lain yang juga tidak kalah penting untuk digali adalah kemampuan finansial dari calon franchisee. Sebagaimana kita ketahui membeli franchise sama artinya membeli sebuah bisnis. Selayaknya membeli sebuah bisnis tentu bukan investasi yang sembarangan, butuh sejumlah dana untuk membelinya. Oleh karena itu, franchisor perlu menggali calon franchisee-nya apakah memiliki dana yang cukup untuk membeli bisnisnya. Dana yang dimaksud di sini mungkin tidak hanya sebatas dana investasi untuk membuka outlet franchise yang ditawarkan franchisor, tetapi juga dana cadangan bagi kehidupan pribadi calon franchisee tersebut selagi membangun bisnis yang dibelinya dari franchisor. Karena ketika membeli franchise tidak ada jaminan bisa langsung untung di hari pertama dia opening. Selalu ada resiko dalam setiap perjalanan bisnis. Untuk itu, franchisor mungkin juga perlu menggali apakah calon franchisee ini mendapat dukungan keluarga ketika akan membeli bisnis dari franchisor. Jangan sampai karena urusan keuangan internal keluarga menjadi terganggu karena keputusan calon franchisee yang tidak didukung keluarganya. Karakter Pribadi Selain kedua alasan yang telah dijelaskan sebelumnya, hal yang terpenting untuk digali dari calon franchisee adalah karakter pribadinya. Karakter pribadi menjadi penting karena ini mungkin jadi faktor yang paling menentukan ke depannya. Kecocokan karakter pribadi calon franchisee dengan franchisor harus menjadi pertimbangan utama demi langgengnya kerjasama franchise yang akan dibangun. Karakter calon franchisee yang paling disenangi biasanya adalah yang penurut, terutama mau menuruti sistem serta Standard Operating Procedure (SOP) yang telah dibuat oleh franchisor. Dalam menggali karakter pribadi seseorang terkadang susah-susah gampang, di awal sebelum kerjasama terjalin, calon franchisee biasanya memang terlihat baik dan penurut. Namun itu belum tentu karakter asli pribadi yang bersangkutan. Oleh karena itu, Franchisor harus punya strategi dan metode khusus untuk mencari tahu karakter sebenarnya dari calon franchisee-nya. Karena sekali salah pilih calon franchisee, maka konflik dapat terjadi bertahun-tahun sepanjang masa kerjasama franchise yang disepakati di perjanjian. Proses evaluasi calon franchisee, merupakan salah satu langkah penting dalam berbisnis franchise bagi franchisor. Oleh karena itu, franchisor sebaiknya memiliki tahapan proses evaluasi yang bagus dalam menggali kemampuan teknis, kemampuan finansial dan karakter pribadi calon franchisee-nya. Semakin bagus tahapan proses evaluasi calon franchisee yang dimiliki oleh franchisor, maka peluang untuk mendapatkan franchisee yang berkomitmen kuat terhadap brand dan bisnis yang dimiliki franchisor juga semakin besar. Franchisee yang memiliki komitmen kuat akan serius bahu-membahu bersama Anda membangun bisnis franchise yang sukses. Semoga bermanfaat. Salam,   Wahdi Fakhrozy THE FRANCHISE CONSULTANT wahdifakhrozy@franchiseacademy.co.id International Franchise Business Management Member of World Franchise Associate (WFA)   Menara Kadin Indonesia Jl.HR Rasuna Said Kuningan Blok X – 5 Kav 2-3 Jakarta

3 Hal yang perlu di evaluasi dari calon franchisee Read More »