Usaha Franchise

Start-up Company, Bisa Memfranchisekan Bisnisnya?

Bisnis yang baru berdiri bisa langsung di-franchisekan? Pertanyaan ini sering kali muncul dari kalangan pengusaha, terutama yang ingin buru-buru menawarkan bisnisnya kepada orang lain. Pertanyaan yang sama juga sering muncul dari pengusaha yang sudah ditunggu oleh calon mitra yang tertarik ingin membeli konsep bisnisnya atau tertarik pada produk atau jasa yang dijual di outletnya. Kondisi ini sangat sering terjadi apabila sebuah produk sedang happening di kalangan masyarakat. Banyak sekali orang yang berminat untuk buka bisnis yang tersebut di lokasi lain. Jika merujuk pada peraturan pemerintah no. 42 tahun 2007 tentang penyelenggaraan waralaba, maka bisnis yang yang baru/startup business belum memenuhi kriteria sebagai usaha waralaba. Peraturan ini tentu dibuat ada dasarnya. Apabila kita menggali alasannya, kita dapat memahami karena sebagai franchisor (pemberi waralaba) sudah tentu akan bertindak sebagai “guru” dari para franchisee-nya (penerima waralaba). Oleh karena itu, akan sangat sulit bagi bisnis yang baru memulai usahanya, untuk langsung menjadi “guru”, mengajari kiat-kiat sukses serta kiat untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor. Justru akan beresiko terhadap reputasi brand dan citra positif perusahaan di mata masyarakat apabila bisnis yang diduplikasi dengan pola kerjasama franchise tidak memiliki persiapan matang. Persiapan matang yang perlu dimiliki oleh pebisnis yang akan memfranchisekan bisnisnya salah satunya adalah mastery. Mastery disini maksudnya adalah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh franchisor dalam menjalankan bisnisnya sampai bisa sukses dan bertahan dalam berbagai situasi iklim usaha. Jadi langkah terbaik sebelum memfranchisekan bisnis adalah menjadi mastery terlebih dahulu dalam bidang usahanya, sebelum mengajari orang lain berbisnis sejenis seperti yang kita jalankan. Mastery bisa dilakukan dalam banyak hal, misalnya dalam cara operasional, cara marketing, cara pengelolaan keuangan, cara pengelolaan karyawan, cara memilih lokasi yang tepat, cara membuat desain outlet yang menarik, cara mengurus berbagai perizinan usaha, dan berbagai langkah-langkah lainnya, yang apabila dilakukan akan sangat efektif dan efisien untuk mendapatkan keuntungan. Lalu, bagaimana jika startup business yang belum mastery, tetapi ingin menjadi franchisor? Langkah yang dapat diambil jika menjadi perusahaan franchise adalah dengan terus konsisten di bidang usaha saat ini dan  selalu explore hal baru di industri bisnisnya, tren di masa depan, hingga inovasi-inovasi baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bisnis yang bisa difranchisekan sebaiknya bisnis yang sudah mastery. Namun untuk yang pebisnis baru mulai, jangan khawatir karena menduplikasi usaha bukan hanya dengan cara franchise. Franchise hanya salah satu alternatif untuk menduplikasi usaha. Ada alternatif lain yang dapat dijalankan apabila tetap ingin menduplikasi usaha seperti buka cabang, lisensi, joint venture, atau business opportunity. Yang penting bisnis tetap terduplikasi. Semoga penjelasan di atas bermanfaat bagi pebisnis startup yang ingin mempersiapkan atau merencanakan pengembangan usahanya dengan pola kerjasama franchise. Atau jika Anda berdiskusi tentang cara mastery bisnis di bidang usaha yang sedang dijalankan saat ini, Silahkan kontak saya di franchiseacademy.id@gmail.com   Ada cara lain mengembangkan bisnis yang juga dapat memperbanyak jumlah outlet dengan sistem franchise. Selamat Berbisnis!! Salam, Wahdi Fakhrozy THE FRANCHISE CONSULTANT franchiseacademy.id@gmail.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

Start-up Company, Bisa Memfranchisekan Bisnisnya? Read More »

Alternatif Pengembangan Usaha Selain Franchise

Ketika bisnis sedang berjalan baik, maka hal pertama yang dipikirkan oleh pemilik usaha adalah mengembangkan usahanya agar lebih besar lagi. Mengembangkan usaha agar lebih besar ini umumnya bertujuan untuk mendatangkan omset lebih banyak, memperluas popularitas dan jangkauan merek serta yang paling utama adalah menambah keuntungan bagi pemilik. Pada akhirnya tujuan seseorang berbisnis itu adalah bagaimana bisnisnya bisa menguntungkan serta dapat bertahan lama. Untuk mewujudkan tujuan ini memang tidak mudah, namun apabila konsisten untuk melaksanakannya maka bisa saja tujuan ini tercapai. Pada artikel ini khusus akan dibahas berbagai macam pilihan pengembangan bisnis yang bertujuan untuk memperluas jangkauan merek serta popularitas merek. Memperluas jangkauan merek serta popularitas merek ini tentunya hanya dapat dilakukan dengan menduplikasi bisnis tersebut. Dalam menduplikasi bisnis ini sebenarnya ada beberapa cara yang dapat diambil. Cara-cara tersebut bisa diklasifikasi menjadi 3 kelompok: Kalau outlet yang diduplikasi merupakan milik sendiri, maka orang lazim menyebutnya dengan cabang. Dengan status kepemilikan outlet sebagai cabang, maka kegiatan operasional dan investasi merupakan tanggung jawab pusatnya. Kalau outlet yang diduplikasi merupakan milik bersama dengan mitra, maka kita dapat menyebutnya sebagai Joint Venture (JV). Dengan status kepemilikaan outlet sebagai JV, maka perlu diatur terlebih dahulu peranan masing-masing pihak dalam kegiatan operasional dan investasi. Apakah mitra berperan aktif atau pasif, dalam arti lain, apakah mitra akan berperan mengurusi kegiatan operasional atau tidak serta sejauh mana peranannya apabila ikut terlibat dalam kegiatan operasional. Terkait dengan investasi juga perlu diatur seberapa besar nilai investasi yang ditanggung masing-masing pihak. Kalau outlet yang diduplikasi merupakan milik mitra, maka ada 3 alternatif jenis kerjasama yang dapat dipilih berdasarkan hak yang diberikan oleh pemilik merek dengan mitra. Alternative tersebut adalah: Pembahasan mengenai Franchise, lisensi dan BO sudah pernah dibahas artikel sebelumnya, Anda dapat BACA DISINI. Semoga penjelasan mengenai alternatif pengembangan usaha selain franchise ini memberikan inspirasi buat Anda yang sedang berpikir untuk mengembangkan usaha. Atau jika Anda masih bingung untuk memilih yang mana yang cocok dengan bisnis Anda, Silahkan kontak saya di wahdifakhrozy@yahoo.com Selamat Berbisnis!! Salam, Wahdi Fakhrozy THE FRANCHISE CONSULTANT franchiseacademy.id@gmail.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

Alternatif Pengembangan Usaha Selain Franchise Read More »

Perhatikan! untuk Memfranchisekan bisnis butuh Investasi

Memiliki sebuah usaha yang difranchisekan, tentunya sangat menyenangkan. Karena secara cepat brand kita bisa segera ada di berbagai tempat, bahkan yang lebih menyenangkan lagi untuk membuka outlet baru di beberapa tempat tersebut malah bukan menggunakan modal kita sendiri tetapi modal mitra franchisee kita. Namun ternyata untuk menjadi Franchisor tidak semudah itu. Butuh kerja keras untuk mempersiapkan bisnis franchise yang kuat dan tahan untuk jangka panjang. Untuk membangun bisnis franchise, setidaknya perlu melakukan investasi dalam hal-hal berikut: Hal-hal yang disebutkan di atas hanya sebagian kecil item investasi yang mungkin dibutuhkan apabila ingin menjadi franchisor baru. Namun yang pasti, memfranchisekan bisnis bukan berarti cara cepat untuk mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha. Perusahaan yang ingin menjadi franchisor justru perlu melakukan investasi diawal ketika mempersiapkan sistem franchise-nya. Dengan kata lain, ketika ingin memfranchisekan bisnis, sama artinya kita ingin membangun sebuah industri. Misalnya kita ambil contoh sebuah restoran, untuk memfranchisekan bisnis, sebuah restoran harus memikirkan bahan-bahan makanan mana saja yang harus disupply dari franchisor dan bahan mana saja yang boleh dibeli sendiri oleh franchisee dengan spesifikasi yang sudah ditentukan. Lalu barang-barang yang disupply dari franchisor, apakah barang tersebut dipasok dalam kondisi bahan mentah, bahan setengah jadi atau bahan jadi. Oleh karena itu, franchisor perlu mempertimbangkan untuk membangun central kitchen yang berfungsi untuk mempersiapkan dan mengatur pendistribusian bahan baku ke outlet restoran. Hal ini bertujuan untuk efektifitas dan efisiensi dalam proses pendistribusian bahan baku serta berperan penting untuk menjaga kualitas bahan makanan. Dari ilustrasi di atas kita baru mengupas bagian penanganan bahan baku, kita belum mengupas proses customer service, training, customer relationship management, dan lain sebagainya yang juga tidak kalah pentingnya. Oleh karena itu, jika ingin memfranchisekan bisnis, mulailah berpikir untuk merancang industri untuk bisnis Anda sendiri. Follow our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam Sukses, Wahdi Fakhrozy THE FRANCHISE CONSULTANT franchiseacademy.id@gmail.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

Perhatikan! untuk Memfranchisekan bisnis butuh Investasi Read More »

TIPS BISNIS FRANCHISE : Membuat Konsep Bisnis yang ingin di-franchise-kan (2)

Ketika membuat bisnis franchise, konsep bisnis penting dirancang sejak awal. Konsep ini berisi ide atau gagasan yang akan diwujudkan menjadi sebuah model bisnis. Model bisnis yang dapat distandarkan tentu akan sangat memudahkan dalam menduplikasi usaha dengan sistem franchise. Konsep bisnis yang memiliki keunikan umumnya akan disenangi oleh para pembeli franchise (franchisee). Pembeli franchise cenderung menyukai konsep dan model bisnis yang dapat menarik banyak customer, atau yang efisien secara biaya operasional. Berikut 7 langkah untuk membuat konsep bisnis. Langkah-langkah tersebut diantaranya : Langkah Pertama, memunculkan ide atau gagasan bisnis. Dalam membuat konsep bisnis sudah barang tentu kita membutuhkan ide awal, ide awal ini bisa digali dari problem solving atau improvement dari kondisi di sekitar Anda. Solusi permasalahan di sekitar kita tentu akan menjadi sebuah peluang usaha yang dibutuhkan banyak orang. Atau improvement atas barang dan jasa yang telah ada saat ini sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat tentu menjadi potensi bisnis yang menguntungkan. Langkah Kedua,  menggali filosofi bisnis. Filosofi bisnis akan menjadi dasar atau ”agama” dari bisnis yang sedang Anda jalankan sepanjang masa. Filosofi bisnis juga yang akan mengarahkan visi, misi, value, target serta rencana bisnis Anda ke depan. Karena dengan memiliki filosofi yang jelas maka visi, misi, value, target dan rencana bisnis Anda akan memiliki ”benang merah” yang menyelaraskan semuanya. Langkah Ketiga, menentukan target market yang dibidik. Menetapkan target market secara spesifik mulai dari usia, jenis kelamin, pendidikan, SES, pekerjaan, pendapatannya, dll akan mempermudah Anda untuk menarik target market Anda. Karena Anda akan dapat menentukan media dan cara berkomunikasi dengan target market Anda. Langkah Keempat, merumuskan bentuk usaha. Bentuk usaha yang dimaksud di sini adalah desain eksterior, desain interior, apakah nanti akan berbentuk outlet di mall, ruko, rumah, dekat perkantoran dsb. Langkah Kelima, merumuskan kegiatan usaha. Kegiatan usaha di sini maksudnya, apakah akan menjual produk atau menjual jasa. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menjual produk tersebut. Atau saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menjual jasa tersebut. Langkah Keenam, merumuskan organisasi usaha. Tujuan merumuskan organisasi usaha ini adalah untuk mengetahui berapa banyak personil yang dibutuhkan, berapa jam kerjanya, berapa upahnya, dibagi menjadi berapa divisi personil tsb. Langkah Ketujuh, merumuskan cara pemasaran dan penjualan. Tujuan merumuskan cara pemasaran dan penjualan adalah untuk memikirkan strategi pemasaran dan penjualan produk atau jasa Anda dari mulai belum dikenal, kurang laku, mulai memiliki pembeli, mulai memiliki pelanggan tetap hingga mempertahankan pelanggan yang ada. Jika anda telah yakin dengan konsep bisnis yang Anda miliki, Anda dapat segera action untuk merealisasikan konsep Anda ini. Semoga sukses. Follow our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam Sukses, Wahdi Fakhrozy THE FRANCHISE CONSULTANT franchiseacademy.id@gmail.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

TIPS BISNIS FRANCHISE : Membuat Konsep Bisnis yang ingin di-franchise-kan (2) Read More »

TIPS BISNIS FRANCHISE : Membuat Konsep Bisnis yang ingin Di-franchise-kan (1)

Langkah awal ketika ingin membangun bisnis franchise dapat dimulai dari membuat konsep dan rencana bisnis. Konsep dan rencana bisnis yang dibuat secara rinci akan memudahkan dalam persiapan franchise.  Konsep yang detail sangat penting untuk mengetahui kebutuhan bisnis di masa yang akan datang. Memikirkan lebih awal konsep bisnis Anda, dapat menjadi pondasi kuat bagi bisnis Anda di masa yang akan datang. Franchise yang memiliki konsep bisnis yang detail akan lebih tangguh untuk survive dalam kompetisi di industri franchise. Dalam membuat konsep bisnis ada hal-hal yang perlu kita pikirkan secara detail tiap aspek bisnisnya, baik yang bersifat fisik, maupun proses. Hal-hal yang bersifat fisik misalnya : Sedangkan hal-hal yang bersifat proses misalnya: Dengan mengetahui detail hal-hal fisik dan proses yang akan dijalankan dalam bisnis Anda, maka kita dapat merencanakan strategi bisnis dengan lebih matang. Sehingga dapat diketahui dengan akurat apa-apa saja yang dibutuhkan dalam bisnis tersebut seperti nilai investasi, berapa biaya operasional, berapa target penjualan dan berapa tingkat BEP-nya. Bagi Anda yang ingin mem-franchise-kan bisnis, membuat konsep bisnis yang detail akan membawa Anda jadi semakin ahli dan menguasai bidang bisnis yang dijalani saat ini, sehingga Anda dapat memberikan advise terbaik bagaimana menjalankan bisnis dengan baik dan benar kepada franchisee agar sukses. Ayo perbanyak jaringan gerai ANDA dengan sistem waralaba! Follow our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam Sukses, Wahdi Fakhrozy THE FRANCHISE CONSULTANT franchiseacademy.id@gmail.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

TIPS BISNIS FRANCHISE : Membuat Konsep Bisnis yang ingin Di-franchise-kan (1) Read More »

2022, New Hope!

2022, New Hope ! Selamat Tahun baru 2022! Seperti tahun baru sebelum-sebelumnya, selalu ada harapan baru ketika tahun berganti. Ada harapan yang membawa perubahan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Terlebih, di tahun 2022 ini berarti sudah hampir 2 tahun kita di Indonesia dibayangi virus Covid-19. Situasi begitu cepat berubah akibat pandemi. Seluruh lini kehidupan kita terganggu, aktifitas masyarakat dibatasi untuk menghindari penyebaran virus. Dalam sektor bisnis tentu juga merasakan dampak Pandemi covid-19, banyak bisnis yang terpaksa menghentikan aktifitas bisnisnya, bahkan hingga menutup seluruh kegiatan usahanya. Oleh karena itu, di tahun 2022 ini kita semua berharap situasinya semakin membaik, kehidupan masyarakat kembali pulih, serta kesehatan masyarakat juga dapat terjaga dengan baik. Khusus di sektor bisnis, situasi saat ini dapat dikatakan krisis untuk sebagian besar bidang usaha. Namun, ada sektor-sektor bisnis yang justru mendapatkan “berkah” karena situasi pandemi. Bisnis yang bergerak di sektor kesehatan tentu menjadi bisnis yang paling banyak dicari masyarakat, klinik, rumah sakit, laboratorium bahkan tempat testing swab virus covid-19 juga menduplikasi bisnisnya dengan berbagai bentuk model bisnis dengan cepat dan jumlah banyak. Selain bisnis di bidang kesehatan, ada bidang lain yang juga bisa tetap beroperasi bahkan berkembang. Bisnis yang bergerak di sektor esensial yang terkait dengan kebutuhan dasar masyarakat tentu masih tetap bisa beroperasi bahkan berkembang. Bahkan yang lebih unik lagi, bisnis yang terkait hobi justru ikut mendapatkan keuntungan selama pandemi, misalnya toko sepeda, toko tanaman hias, pet shop, dsb. Khusus di industri waralaba yang didominasi bidang retail, tentu merasakan dampak besar akibat pandemi. Namun sekali lagi tidak seluruh bidang di industri waralaba yang terdampak, misalnya waralaba air minum isi ulang, waralaba klinik kesehatan, waralaba pet shop, merupakan contoh-contoh bisnis waralaba yang justru bisa menambah outlet franchise di masa pandemi. Seiring membaiknya situasi saat ini, harapannya banyak bidang waralaba lain yang juga bisa ikut menambah outletnya. Dari kejadian pandemi saat ini yang menyebabkan krisis, kita dapat mengambil hikmahnya bahwa ketika terjadi krisis, ada bidang yang sangat terdampak tetapi di sisi yang lain justru ada bidang yang malah mendapatkan keuntungan berlipat. Maka sebagai pebisnis, kreatifitas dan kemampuan untuk selalu beradaptasi penting untuk selalu dilakukan untuk dapat melalui situasi sulit. Semoga kehidupan menjadi lebih baik di 2022! Follow our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam Sukses, Wahdi Fakhrozy THE FRANCHISE CONSULTANT franchiseacademy.id@gmail.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

2022, New Hope! Read More »

MENJUAL FRANCHISE : Prospektus Penawaran Waralaba

Ketika memfranchisekan bisnis, franchisor membutuhkan prospektus penawaran waralaba seperti yang dijelaskan pada Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2007 tentang waralaba. Prospektus penawaran waralaba merupakan dokumen yang dibutuhkan oleh franchisor (pemberi waralaba) untuk menawarkan paket bisnis waralabanya kepada calon penerima waralaba (franchisee). Prospektus penawaran waralaba secara administratif juga penting bagi franchisor, karena prospektus merupakan salah satu persyaratan bagi franchisor yang ingin mendapatkan Surat Tanda Penawaran Waralaba (STPW) sebagai bukti bahwa sebuah perusahaan bergerak sebagai pemberi waralaba. Prospektus yang baik itu umumnya terdiri dari: Data identitas Pemberi Waralaba, yaitu fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau paspor pemilik usaha apabila perseorangan, dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau paspor para Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi apabila berupa badan usaha. Legalitas usaha Waralaba, yaitu izin usaha teknis seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Izin Tetap Usaha Pariwisata, Surat Izin Pendirian Satuan Pendidikan atau izin usaha yang berlaku di negara Pemberi Waralaba. Sejarah kegiatan usahanya, yaitu uraian yang mencakup antara lain mengenai pendirian usaha, kegiatan usaha, dan pengembangan usaha. Struktur organisasi Pemberi Waralaba, yaitu struktur organisasi usaha Pemberi Waralaba mulai dari Komisaris, Pemegang Saham dan Direksi sampai dengan ke tingkat operasionalnya. Laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir, yaitu laporan keuangan atau neraca keuangan Perusahaan Pemberi Waralaba 2 (dua) tahun berturut-turut dihitung mundur dari waktu permohonan Prospektus Penawaran Waralaba dan telah diaudit oleh akuntan publik kecuali bagi usaha Mikro dan Kecil. Jumlah tempat usaha, yaitu outlet/gerai usaha waralaba sesuai dengan Kabupaten/Kota domisili untuk Pemberi Waralaba Dalam Negeri dan sesuai dengan negara domisili outlet/gerai untuk Pemberi Waralaba Luar Negeri. Daftar Penerima waralaba, yaitu daftar nama dan alamat perusahaan dan/atau perseorangan sebagai Penerima waralaba dan perusahaan yang membuat prospektus penawaran waralaba baik yang berdomisili di Indonesia maupun di Luar Negeri. Hak dan kewajiban Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba, yaitu hak yang dimiliki baik oleh Pemberi Waralaba maupun Penerima Waralaba, seperti; Pemberi Waralaba berhak menerima fee atau royalty dari Penerima Waralaba, dan selanjutnya Pemberi Waralaba berkewajiban memberikan pembinaan secara berkesinambungan kepada Penerima Waralaba. Penerima Waralaba berhak menggunakan Hak Kekayaan Intelektual atau ciri khas usaha yang dimiliki Pemberi Waralaba, dan selanjutnya Penerima Waralaba berkewajiban menjaga Kode Etik/kerahasiaan HAKI atau ciri khas usaha yang diberikan Pemberi Waralaba. Demikian secara umum penjelasan mengenai isi prospektus penawaran waralaba, apabila anda menginginkan contoh prospektus penawaran waralaba, silahkan kirimkan email ke franchiseacademy.id@gmail.com Follow our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam Sukses, THE FRANCHISE CONSULTANT franchiseacademy.id@gmail.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

MENJUAL FRANCHISE : Prospektus Penawaran Waralaba Read More »

FRANCHISE DOCUMENT & S.O.P : Panduan Operasional Usaha untuk Penerima Waralaba

Franchising beberapa tahun belakangan ini menjadi tren dalam upaya memasarkan produk atau jasa. Metodenya yang mudah dipahami dengan mengembangkan jumlah outlet, menarik banyak pemilik usaha untuk menggunakan franchising dalam mengembangkan usaha. Dalam franchising, prinsip dasarnya adalah mengajarkan konsep-konsep dan kiat-kiat berbisnis yang sukses dari Franchisor (Pemberi Franchise) kepada para Franchisee (Penerima Franchise) yang telah membayar (membeli) hak franchisenya. Proses mengajarkan konsep dan kiat-kiat berbisnis yang sukses kepada franchisee akan lebih efektif jika dibantu dengan standarisasi baku pada setiap proses kegiatan usaha. Biasanya franchisor membuat Panduan Operasional Usaha dalam bentuk buku. Panduan ini tidak saja berfungsi sebagai buku panduan, tetapi juga menjadi dokumentasi dari proses-proses yang baku untuk keperluan evaluasi perusahaan secara berkala. Selain itu, panduan ini juga dapat menjadi rujukan apabila dikemudian hari terjadi permasalahan dalam bekerja. Dari pengalaman membantu berbagai jenis usaha franchise, konsultan FAI (Franchise Academy Indonesia) merumuskan sebagian proses standarisasi menyusun Panduan Operasional Usaha tersebut dalam bentuk ebook. Ebook ini akan memberikan informasi kepada para calon franchisor ataupun para franchisor yang ingin menyusun Panduan Operasional Usahanya secara efektif. Di dalam ebook ini dilengkapi dengan langkah-langkah sederhana untuk menyusun setiap proses operasional usaha. Tidak hanya langkah-langkah sederhana, namun ebook ini juga berisi contoh-contoh yang akan sangat membantu dalam penyusunan. Pembahasan dan contoh yang disampaikan pada buku ini mengenai Panduan Operasional Usaha Franchisee, yaitu operasional outlet penerima franchise. Untuk mendapatkan ebook yang bermanfaat ini silakan kunjungi http://franchiseacademyindonesia.com/penawaran-khusus/e-book-merchandise/ Semoga buku ini bermanfaat bagi setiap usaha yang akan mengembangkan usahanya melalui franchising. Follow our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam Sukses, THE FRANCHISE CONSULTANT franchiseacademy.id@gmail.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

FRANCHISE DOCUMENT & S.O.P : Panduan Operasional Usaha untuk Penerima Waralaba Read More »

Perbandingan Membeli Franchise vs Membuka Usaha Sendiri

Ketika akan memulai sebuah usaha, kadang sering kali muncul pilihan apakah lebih baik membuka usaha sendiri dari awal atau langsung membeli sebuah usaha franchise. Membuka usaha sendiri yang dimaksud di sini adalah seseorang yang membuka usaha dengan merancang konsep, membuat merek, mempersiapkan personil hingga menjalankan operasional usahanya dengan sumber daya yang dimilikinya sendiri. Kedua pilihan tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pada artikel ini akan dibahas perbandingan apabila membeli franchise dengan membuka usaha sendiri.   Membeli Franchise Membuka Usaha Sendiri Merek dagang Anda dapat langsung menggunakan merek dagang yang sudah dikenal milik franchisor Membutuhkan waktu untuk mengenalkan merek anda sendiri Produk yang dijual Konsumen telah mengenal produk yang Anda jual Butuh waktu untuk membangun reputasi produk dan bisnis anda Lokasi Mendapat bantuan dari franchisor dalam memilih lokasi yang bagus Bebas memilih lokasi, terserah anda baik atau buruknya lokasi tersebut Training Mendapat training cara menjalankan bisnis franchise anda dari franchisor Anda tidak mendapatkan training, apapun tergantung anda sebagai pemiliknya Bisnis teruji Mendapat metode bisnis yang telah terbukti dapat berjalan di outlet lain milik franchisor Metode bisnis tergantung ide anda, dan belum teruji Promosi bersama Melakukan promosi bersama dengan outlet-outlet lainnya walaupun bukan punya anda Tidak ada promosi bersama, anda promosikan sendiri bisnis anda Sumber Franchisor yang menentukan supplier anda Anda bebas mencari dan menemukan supplier anda Kepemilikan Anda terikat perjanjian dengan franchisor, anda tidak bisa menjual outlet franchise anda Anda bebas menjual, menutup atau apapun dengan bisnis anda, terserah anda Setelah melihat kelebihan dari masing-masing pilihan, maka keputusan untuk membeli franchise atau membuka usaha sendiri terpulang pada Anda. Saran terbaik yang dapat Anda pegang adalah anda dapat mengikuti kata hati dan filosofi hidup anda sebagai dasar pertimbangan karena dengan demikian anda dapat memiliki semangat dan komitmen lebih dalam menjalani bisnis. Kedua pilihan ini sama-sama bisa mendapatkan kesuksesan, karena kunci sukses itu salah satunya adalah ketekunan dalam menjalankan bisnis itu sendiri, terlepas dari cara mana yang dipilih untuk memulai bisnis tersebut. Follow Our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam Sukses, THE FRANCHISE CONSULTANT franchiseacademy.id@gmail.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

Perbandingan Membeli Franchise vs Membuka Usaha Sendiri Read More »

PROSPEKTUS FRANCHISE : Sebuah Dokumen Penawaran Waralaba

Selain perjanjian franchise, ada dokumen lain yang juga tidak kalah penting ketika mewaralabakan usaha. Dokumen tersebut dikenal dengan istilah prospektus penawaran waralaba. Prospektus berupa dokumen terkait kegiatan pemasaran paket waralaba. Prospektus Franchise merupakan sebuah dokumen pemasaran franchise yang berisi gambaran bisnis miliki franchisor. Prospektus Franchise sebaiknya berisi informasi lengkap mengenai bisnis franchise yang ditawarkan termasuk di dalamnya hak dan kewajiban sebagai franchisor. Prospektus Franchise ini harus dibuat semenarik mungkin agar dapat meyakinkan calon franchisee. Prospektus umumnya diberikan kepada kandidat franchisee yang telah terkualifikasi dan dilakukan sebelum menandatangani perjanjian franchise. Tujuannya agar memproteksi hal-hal yang menjadi rahasia bisnis franchise. Menurut Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2007 tentang Waralaba, Prospektus Franchise sekurang-kurangnya berisi tentang: Data identitas Pemberi Waralaba (franchisor) Legalitas usaha Pemberi Waralaba (franchisor) Sejarah kegiatan usahanya Struktur organisasi Pemberi Waralaba (franchisor) Laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir Jumlah tempat usaha Daftar Penerima Waralaba (franchisee) Hak dan kewajiban Pemberi Waralaba (franchisor) dan Penerima Waralaba (franchisee) Apabila semua uraian diatas telah dibuat dan disusun secara rinci dan lengkap sebaiknya prospektus tersebut dicetak dalam bentuk dan desain yang menarik. Dapatkan referensi mengenai prospektus waralaba yang sesuai dengan peraturan pemerintah pada http://franchiseacademyindonesia.com/penawaran-khusus/e-book-merchandise/ Follow Our Instagram @franchiseacademyindonesia Salam sukses, THE FRANCHISE CONSULTANT franchiseacademy.id@gmail.com Menara 165 Office & Convention Center Jl.TB Simatupang Kav 1 Cilandak Timur Jakarta Selatan

PROSPEKTUS FRANCHISE : Sebuah Dokumen Penawaran Waralaba Read More »