Cara Memfranchiskan Bisnis : Membuat Standarisasi Model Bisnis

Ketika sudah memiliki bisnis yang berjalan cukup stabil secara keuangan, memiliki pelanggan yang loyal, merek yang cukup dikenal masyarakat serta yang paling penting menghasilkan keuntungan yang baik. Maka langkah selanjutnya adalah berpikir untuk mengembangkan bisnis menjadi lebih besar lagi, menjadi lebih banyak cabang lagi dan ujung-ujungnya agar memberikan keuntungan yang lebih besar lagi. Untuk sampai ke tahap seperti itu ada beberapa cara pengembangan usaha yang dapat dipilih. Bahkan ketika kondisi sedang pandemi saat ini, bukan halangan untuk menduplikasi usaha.

Salah satu alternatif pengembangan usaha yang dapat dipilih adalah dengan memfranchisekan bisnis. Untuk memfranchisekan bisnis langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan membuat standarisasi model bisnis. Hal ini penting untuk dilakukan karena menduplikasi bisnis yang standar akan lebih mudah daripada yang tidak standar. Model bisnis yang distandarkan sebaiknya adalah model bisnis yang proven, atau dengan kata lain bisnis yang sudah terbukti bisa jalan dan memberikan keuntungan.

Dalam membuat standarisasi model bisnis, setidaknya ada 2 hal penting yang harus distandarisasi, yaitu standarisasi bentuk dan standarisasi proses. Standarisasi bentuk merupakan standarisasi yang berkaitan dengan fisik bangunan outlet, peralatan serta perlengkapan yang harus ada di outlet yang akan diduplikasi. Sedangkan standarisasi proses merupakan setiap proses kerja standar yang harus dijalankan oleh karyawan di outlet.

Standarisasi bentuk meliputi ukuran outlet, desain, atribut identitas usaha, peralatan dan perlengkapan kerja karyawan outlet dan lain sebagainya. Seluruh standarisasi bentuk ini umumnya bersifat investasi fisik di outlet. Sedangkan standarisasi proses meliputi standarisasi kegiatan marketing di outlet, proses operasional di outlet, proses pengelolaan keuangan, proses pengelolaan karyawan hingga pengelolaan stok (apabila ada stok barang dagangan) dan proses lain yang terkait kegiatan usaha di outlet. Kegiatan standarisasi proses ini akan berkonsekuensi pada biaya rutin outlet. Misalnya apabila kita membuat standarisasi kegiatan marketing, maka sebagai konsekuensinya kita akan memiliki biaya rutin untuk melakukan kegiatan marketing setiap bulannya. Demikian juga pada proses kegiatan-kegiatan lainnya.

Ketika kita sudah memiliki model bisnis yang standar tentu akan lebih mudah untuk menduplikasi usaha. Namun, model bisnis yang telah standar ini perlu dievaluasi secara berkala dan dilakukan perbaikan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Perbaikan ini dilakukan untuk tujuan mengikuti perkembangan selera pasar, atau untuk melakukan penetrasi ke pasar dengan level yang lebih tinggi. Harapan akhirnya bisa setara dengan standar global.

Semoga penjelasan di atas bermanfaat buat Anda yang sedang memfranchisekan bisnis. Atau jika Anda masih kesulitan dalam mempersiapkan bisnis Anda menjadi bisnis franchise, Silahkan kontak saya di wahdifakhrozy@yahoo.com

Selamat berbisnis franchise !

Salam,

Wahdi Fakhrozy

THE FRANCHISE CONSULTANT

wahdifakhrozy@yahoo.com

Menara 165 Office & Convention Center

Jl.TB Simatupang Kav 1

Cilandak Timur

Jakarta Selatan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *